http://www.komisiGRATIS.com/?id=musTD

ayo gabung.. nggak nyesel... kan ndak bayar...

Rabu, 10 November 2010

Presiden Republik Indonesia

1. Dr. Ir. H. Soekarno (Presiden Pertama Republik Indonesia) (1945-1966)




Lahir           : Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901.
Meninggal   : Jakarta, 21 Juni 1970.
Pendidikan  : SMP/ SMA di Surabaya, ITB di Bandung.
Pengalaman : Penulis/ Kolumnis dan Pejuang Politik/ Diplomatik ; Pendiri PNI (4Juli 1927), Proklamator RI.

         




              Dr. Ir. H. Soekarno lahir dari keturunan bangsawan Jawa, waktu kecil bernama Kusno yang kemudian akrab dengan panggilan Bung Karno saja. Ia hanya beberapa taun hidup bahagia bersama orang tuanya di Blitar. Taman SD tinggal di Surabaya, indekost di rumah H. O. S. Cokroaminoto, politis kawakan tokoh Syarikat Islam. Sambil belajar, Soekarno meng-gembleng jiwa nasionalismenya.

             Lulus SLTA, Soekarno melanjutkan sekolahnya ke ITB di Bandung. Setelah meraih titel Ir. pada tahun 1926, H. O. S. Cokroaminoto meng-ambilnya sebagai menantu. Soekarno kemudian mendirikan PNI (Partai Nasional Indonesia, 1927) dan berhasil merumuskan ajaran Marhaen.

            Karena merasa khawatir, penjajah Belanda kemudian menjebloskan Soekarno ke penjara Sukamiskin, Bandung (29 Desember 1929). Delapan bulan kemudian baru disidangkan dipengadilan dengan tuduhan meng-ambil bagian dalam bagian organisasi  yang bertujuan melakukan kejahatan disamping usaha menggulingkan kekuasaan Hindia-Belanda. Dalam pembelaannya berjudul Indonesia Menggugat, dengan gagah berani Bung Karno menelanjangi kemurtadan bangsa yang mengaku lebih maju itu. Pada tahun 1993, Belanda membuang Bung Karno ke Endah, Flores, kemudian memindahkannya ke Bengkulu.

             Pada zaman Jepang Bung Karno mensiasati saudara tua yang rakus itu. Pura-pura bekersama tetapi memanfaatkannya untuk kepentingan Indonesia. Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan RI pada tanggal 17 Agustus 1945, setelah Jepang bertekuk lutut kepada sekutu.

           Pada sidang pleno PPPKI ditetapkan UUD 1945 sebagai konstitusi RI dan memilih Soekarno dan Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI pertama. Dengan proklamasi Kemerdekaan RI, Pancasila dan UUD 1945 ribuan suku bangsa yang berbeda adat istiadat dan agamanya di 17.000 pulau dari Sabang sampai Merauke berhasil disatukan menjadi bangsa  yang berdaulat.

            Setelah berhasil mempersatukan Nusantara, Soekarno berusaha menghimpun bangsa-bangsa di Asia,  Afrika, dan Amerika Latin yang ketika itu umumnya terjajah, menjadi satu kekuatan baru yang adil, makmur, dan damai. Bersama negarawan lain, Soekarno menyelenggarakan Konferensi Asia-Afrika di Bandung (1955). Kini berkembang menjadi Gerakan Non-Blok beranggotakan ratusan negara.       

            Ketika di luar negeri berlarut-larut terjadi perpecahan akibat sejumlah politisi memaksakan demokrasi parlementer yang liberal, pada 5 Juli 1959 Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden kembali ke UUD 1945. Persatuan dan kesatuan bangsa utuh kembali.

           Tetapi kemudian Bung Karno menerapkan sistem politik Nasakom (Nasionalis, Agama, Komunis). Para penentang politik ini berulang kali mengingatkan Bung Karno untuk tidak memberi peluang berkembangnya komunisme, karena akan berkhianat seperti pernah dilakukan pada tahun 1926 dan 1948, kekhawatiran itu terbukti lagi, PKI melancarkan kudeta (30 September 1965). Namun meskipun didesak. Presiden Soekarno enggan mengeluarkan surat perintah kepada Jenderal Soeharto, yang lebih dikenal dengan Supersemar, agar mengambil tindakan, yang kemudian membubarkan PKI sampai keakar-akarnya.

           Menjelang akhir masa bhaktinya, proklamator itu pernah berkata : "Selangkah saja saya maju, negara ini akan hancur". Ia memang tak bergeming sedikitpun. Lebih baik dirinya lebur dari bangsa dan negara ini hancur.

          Meskipun kini sudah lam ia tiada, tetapi nama besarnya tak pernah pudar, kekal dihati rakyat Indonesia. Itu berkat jasanya kepada Bangsa dan Negara yang tak terhingga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar