http://www.komisiGRATIS.com/?id=musTD

ayo gabung.. nggak nyesel... kan ndak bayar...

Kamis, 04 November 2010

WISATA BALI SEBAGAI SUMBER DEVISA NEGARA

ABTRAK

         Latar belakang penulisan artikel ini adalah untuk berbagi pengalaman dengan pembeca berkaitan dengan keindahan wisata Pulo Bali. Di samping itu, tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui perkembangan kualitas wisata di Pulo Bali. Tujuan penulisan artikel ini dengan demikian adalah: untuk berbagi pengalaman kepada pembaca mengenai keindahan wisata Pulo Bali, di samping untuk mengetahui perkembangan potensi wisata Pulo Bali. Waktu pelaksanaan kegiatan ini adalah hari Minggu, 14 Febriari 2010, sedangkan tempatnya adalah Bedegul, Tanah Lot, Pasar Sokawati, Joger, dan Pantai Kuta Bali. Berdasarkan kegiatan KKL ini diketahui bahwa: (1) di dalam masyarakat Bali ada pembagian kasta, ada berbagai upacara keagamaan, upacara tradisional, dan ada rumah adat, (2) objek-objek wisata Pulo Bali antara lain: tari barong, pantai Kuta, Pantai Sanur, Tanah Lot, Bedugul, Sangeh, Pura Besakih, dan Istana Tapak Siring, dan (3) obyek wisata Pulo Bali merupakan sumber devisa bagi negara karena mendatangkan dollar dari wisatawan asing. Akhirnya, sebagai simpulannya adalah: (1) obyek wisata Pulo Bali memberikan pengalaman khususnya bagi peserta KKL, dan (2) pengembangan onjek wisata Pulo Balu dapat memberikan sumbangan divisa bagi Provinsi Bali maupun negara.

Kata Kunci: wisata bali, sumber devisa negara


PENDAHULUAN
Sesuai dengan pedoman yang ada, bagian pendahuluan ini akan membahas latar belakang masalah, permasalahan, tujuan, dan manfaat  

Latar Belakang Masalah
Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang jumlah pulaunya sangat banyak. Dari banyaknya pulau-pulau tersebut menjadikan negara Indonesia memiliki berbagai macam suku dengan ciri khas kebudayaannya. Di samping kekayaan kebudayaan, Indonesia juga dikenal sebagai negara tujuan wisata, di antaranya adalah daerah wisata di Pulau Bali. Pulau Bali atau lebih dikenal dengan nama Pulau Dewata sangat terkenal akan keindahan alam dan kebudayaannya. Keindahan alam Pulau Bali memang sangat komplit, mulai dari wisata pantai, wisata gunung, maupun wisata religius. Hal ini menumbuhkan minat para wisatawan untuk berkunjung ke Pulau Bali. Dari hasil kunjungan wisatawan baik wisatawan domestik maupun wisatawan manca negara tersebut berpengaruh terhadap pendapatan negara, sehingga sangat wajar kalau disebut bahwa keindahan alam dan kekayaan budaya di Pulau Bali merupakan sumber devisa bagi negara Indonesia.
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penulisan artikel ini penulis memilih judul “Wisata Bali sebagai Sumber Devisa Negara”.

      Permasalahan
      Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahannya adalah: bagaimana para peserta KKL mendapatkan pengalaman lahiriah maupun batin, di samping itu juga bagaimana mengetahui tingkat perkembangan objek wisatam Pulo Bali.

Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan artikel ini Penulis juga ingin berbagi pengalaman kepada pembaca selama Kuliah Kerja Lapangan atau study tour. Selain itu Penulis juga ingin mengetahui sejauh mana proses perkembangan obyek wisata di Bali, sehingga Penulis dapat mengikuti jejak kepariwisataannya. Harapan Penulis juga semoga obyek-obyek di Bali tetap terjaga kelestariannya.

       Manfaat
       Artikel ini ditulis berdasarkan hasil Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang telah     kali lakukan pada hari Minggu, 14 Februari 2010.Kegiatan ini manfaatnya antara lain adalah untuk mempertebal rasa keimanan kepada Allah di samping untuk mengetahui keindahan alam Pulo Bali.


WAKTU DAN TEMPAT

       Waktu pelaksanaan KKL ini adalah hari Minggu, 14 Februari 2010 muluai pukul 08.00 sampai dengan selesai. Sedangkan tempatnya adalah di Pulo Bali, yitu khususnya di: Bedegul, Tanah Lot, Pasar Kokawati, Joger, dan Patai Kuta.


HAHASI DAN PEMBAHASAN

Bentang Alam

Propinsi Bali terletak 70 45’ – 80 33’ LS dan 1440 26’ – 1150 BT, dengan batas-batasnya sebagai berikut :
-          Sebelah Barat berbatasan dengan Jawa Timur dan Selat Bali
-          Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Lombok
-          Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa
-          Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia
Propinsi Bali berdiri pada tanggal 14 Agustus 1959 dengan dasar hukum Undang-Undang No. 64/1958 dan memiliki luas wilayah  ± 5.632,8 Km, dengan Ibukota Denpasar. Propinsi ini mempunyai keadaan hampir sama (homogen) sebagian besar terdiri dari tanah aluvial, regural atau endapan abu vulkanik. Tanah ini rata-rata mempunyai derajat keasaman yang agak tinggi, hanya sebagian kecil dibukit Nusa Penida yang terdapat di gunung Kapur. Di perbatasan dengan Karang Asem disebelah Utara dan Selatan gunung Agung tertutup oleh endapan lahar. Daerah ini beriklim tropis yang dipengaruhi oleh angin musim, dengan curah hujan tertinggi rata-rata 3.605 MM dan terendah 963 MM pertahunnya.
Propinsi ini dibagi menjadi 8 kabupaten dan 1 kotamadya yaitu kotamadya Denpasar. Adapun nama kabupaten tersebut adalah sebagai berikut
  1. Kabupaten Bangli
  2. Kabupaten Jembrana
  3. Kabupaten Tabanan
  4. Kabupaten Badung
  5. Kabupaten Singaraja
  6. Kabupaten Gianyar
  7. Kabupaten Klungkung
  8. Kabupaten Karang Asem

Keadaan Penduduk

  1. Jumlah Penduduk
Berdasarkan data dikantor sensus dan statistika propinsi Bali di Denpasar jumlah penduduk pada akhir tahun 1974 sejumlah 2.194.188 jiwa, dengan jumlah tersebut propinsi Bali termasuk propinsi yang cukup padat penduduknya. Pada periode 1971 sampai dengan 1980 merupakan tonggak usaha penekanan laju pertumbuhan penduduk.
Penduduk asli Bali bertempat tinggal di desa Trunyan yaitu ditepi danau Batur, kabupaten Bangli.
  1. Mata Pencaharian
Karena keadaan tanah yang homogen dan merupakan tempat/kawasan wisata  tingkat internasional menyebabkan mata pencaharian penduduknya menjadi heterogen, mereka ada yang menjadi petani, pengusaha, pegawai pemerintah, pegawai swasta, pedagang bahkan ada juga yang menjadi pemandu wisata.
  1. Kepercayaan
Masyarakat Bali mayoritas beragama Hindu, mereka menyembah satu Tuhan yang dikenal dengan nama “Sang Hyang Widi” yang berarti Yang Maha Kuasa.
Kebiasaan sehari-hari masyarakat di Bali khususnya umat Hindu adalah membuat sajen, dimana sajen ini dibagi menjadi dua macam yaitu :
a.       Sajen yang diletakkan diatas, dipersembahkan oleh Sang Hyang Widi.
b.      Sajen yang diletakkan dibawah, biasanya diletakkan didepan pintu untuk mengusir segala kejahatan yang akan masuk ke dalam rumah.

Perekonomian

Perekonomian di Bali dipusatkan pada industri pariwisata, selain industri pariwisata ada juga industri kerajinan emas, patung dan lain sebagainya. Industri ini dikembangkan dalam rangka mendukung industri  pariwisata dan dijadikan sebagai cindera mata. Daerah-daerah industri pendukung ini antara lain:
- Celuk                    : Pusat kerajinan emas dan perak
- Batu Bulan           : Pusat kerajinan pahat-pahatan
- Gianyar                 : Pusat kesenian

Pembagian Kasta

Karena sebagian besar penduduk Bali beragama Hindu, maka pola kehidupannya tidak lepas dari amalan dan ajaran agama Hindu, diantaranya pembagian kasta yang dibedakan menjadi 4 (empat) kasta, yaitu :
  1. Kasta Brahmana
Kasta yang bertugas sebagai pemimpin dalam upacara-upacara adat, atau biasa disebut Pedande.
Ciri nama : Ida Bagus – Ida Ayu
  1. Kasta Ksatria
Kasta yang bertugas memimpin pemerintahan sebagai keturunan raja atau menjadi bala tentara.
Ciri nama : Cakorda Agung, Anak Agung.
  1. Kasta Waisya
Kasta bagi orang-orang cendekia dan pedagang tugasnya mengatur perekonomian.
Ciri nama : I  Gusti, Dewi Ayu
  1. Kasta  Sudra
Kasta ini adalah kasta bagi masyarakat golongan rendah yaitu sebagai budak dan tidak mempunyai titel. Panggilan atau nama anak-anak berdasarkan kelahirannya, sebagai berikut  :
a.        Anak pertama
Laki-laki          : I Wayan, I Putu, I Gede
Perempuan       : Ni Wayan, Ni Putu, Ni gede                 
b.      Anak kedua
Laki-laki          : I Made, I Kadek, I Nengah
Perempuan       : Ni Made, Ni Kadek, Ni Nengah
c.       Anak ketiga
Laki-laki          : I Nyoman, I Komang, I Nyoning
Perempuan       : Ni Nyoman, Ni Komang, Ni Nyoning
d.      Anak keempat
Laki-laki          : I Ketut
Perempuan       : Ni Ketut

Upacara Keagamaan

Di Propinsi Bali masyarakatnya mempunyai beberapa upacara keagamaan diantaranya :
  1. Nyepi
Merupakan hari raya umat Hindu, dimana pada hari itu semua aktivitas masyarakat Bali dihentikan, mereka hanya tinggal dan diam dirumah masing-masing, sehingga keadaan menjadi benar-benar sepi.
  1. Saraswati
Hari raya Saraswati merupakan hari raya untuk memperingati turunnya kitab Weda.
  1. Upacara Bataru Turu Kabeh
Upacara ini dilakukan sertiap (1) tahun sekali
  1. Upacara Ike Dase Ludre
Upacara Ike Dase Ludre dilakukan setiap 100 tahun sekali di pura Besakih.
  1. Upacara Besar
Upacara ini dilakukan setiap 6 bulan sekali atau 210 hari sekali. Kalender Bali dalam 1 bulan ada 35 hari.

Upacara Tradisional

  1. Upacara Pembakaran Mayat
Upacara pembakaran mayat di Bali dikenal dengan istilah “NGABEN”, dulu pembakaran dilakukan dengan gas, tetapi bukan gas yang dipakai untuk memasak. Cara kerjanya adalah :
a.       Mayat dibungkus kain putih dan dimasukkan dalam peti mayat yang disebut Balai, yang diatapnya terdapat atap bertingkat, balai dapat diusung seperti tandu.
b.      Kemudian balai diusung oleh beberapa orang, diiringi oleh masyarakat yang berjalan dibelakangnya menuju ke tempat pembakaran mayat.
c.       Setelah itu mayat dibakar. Upacara Ngaben dipimpin oleh Pedande yaitu orang dari Kasta Brahmana yang sudah disucikan. Ciri khas Pedande selalu berpakaian putih dan membawa tasbih saat upacara.
Dalam upacara Ngaben juga diadakan penyembelihan hewan kurban, misalnya kasta Brahmana menyembelih Lembu, sedangkan kasta lain menyembelih Banteng atau Sapi.
  1. Upacara Perkawinan
Upacara perkawinan di Bali dibedakan menjadi 2 model perkawinan yaitu :
a.       Garwana Wiwaha
Yaitu upacara perkawinan yang dilakukan atas dasar suka sama suka saling mencintai.
b.      Brahmana Wiwaha
Yaitu upacara perkawinan yang dilakukan atas dasar persetujuan orang tua, atau dijodohkan. Apabila perkawinan yang terjadi terdapat perbedaan kasta maka pihak wanita mengikuti kasta pihak pria yang menjadi suaminya.

Rumah Adat

Seperti halnya daerah lain di Indonesia yang memiliki bangunan rumah yang khas, maka di Bali juga memiliki rumah dengan arsitek tradisional.
Tata ruang/bangunan rumah yang lengkap di Bali ada 5 bangunan yang melambangkan Pancasila.
Adapun pembagiannya adalah sebagai berikut :
  1. Sanggan (ruangan untuk sembahyang)
Ruangan Sanggan melambangkan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, yang digunakan sebagai persembahyangan umat Hindu di Bali melakukan ibadah 3 kali sehari yaitu pagi, siang dan sore atau biasa disebut “Tri Sanggan”. Ruangan yang terletak disebelah timur laut ini tidak boleh dimasuki oleh wanita yang sedang berhalangan, orang yang berpacaran tidak boleh berkata-kata yang tidak baik.
  1. Balai Tiang Songo
Melambangkan Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, sehingga Balai ini merupakan balai yang berkaitan dengan seluruh kehidupan manusia, misalnya :
a.       Upacara Magedang/Mitoni
b.      Upacara pemotongan gigi, dilakukan oleh anak berumur 13 tahun keatas untuk putra-putri yaitu dengan memotong gigi bagian atas dimaksudkan untuk menghilangkan sifat-sifat keraksasaan.
Balai ini terletak disebelah Timur.
  1. Gedong
Merupakan tempat dipingitnya pengantin pada malam pertama tetapi setelah itu boleh ditiduri oleh anggota keluarga lainnya.
Balai ini terletak disebelah Utara, melambangkan sila ke-3.
  1. Balai Dawa
Balai ini melambangkan Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, sehingga tempat ini biasa digunakan untuk rapat keluarga/musyawarah.
  1. Dapur
Di dapur keadilan biasanya tercermin dalam pembagian makanan. Oleh karena itu ruangan yang terletak disebelah Selatan ini melambangkan sila ke-5.
Biasanya setiap rumah penduduk Bali terdapat patung Duarapala yang diletakkan didepan rumah, menurut kepercayaan masyarakat Bali patung Duarapala merupakan patung penjaga yang biasanya memakai kain kotak-kotak berwarna hitam dan putih seperti papan catur melambangkan bahwa manusia yang baik boleh masuk sedangkan yang jahat tidak boleh masuk.


Tari Barong

Tarian Barong menggambarkan pertarungan antara “kebajikan” melawan “kebatilan”. Barong adalah binatang purbakala yang melukiskan “kebajikan” dan rangda adalah binatang purbakala yang menggambarkan “kebatilan”.
Selain kebudayaan masyarakat Bali yang bersifat keagamaan, masyarakat Bali juga bersifat seni. Segala bentuk kesenian mereka antara lain adalah seni tari,seni pahat dan sendratari.

Pantai Kuta

Pantai Kuta terletak di Kabupaten badung, pantai Kuta ini berjarak sembilan kilometer dari Denpasar kearah Timur, Kuta mempunyai arti tersendiri yaitu Benteng. Menurut cerita dahulu kerajaan Majapahit mengadakan pelebaran kekuasaan menyerang pulau Bali yang dipimpin oleh Patih yang terkenal yaitu Mahapatih Gajah Mada, mereka berlaku disana serta disana pula mereka mendirikan benteng.
Disana kita dapat menemui para peselancar dari luar maupun dari dalam negeri karena disana ombaknya cukup besar hingga dapat untuk berselancar. Pantai Kuta yang berbentuk seperti busur panah yang diletakkan ditanah ini terkenal dengan “Sunsetnya” dan itulah yang menjadi daya tarik pantai Kuta itu sendiri.
Disepanjang pantai ini dapat kita temui para turis yang sedang berjemur dibawah sinar matahari. Untuk menuju kepantai ini harus ditempuh dengan kendaraan khusus dengan tarif Rp. 1.000,00 per orang selama kurang lebih seperempat jam.

Pantai Sanur

Terletak 6 Km dari Denpasar tepatnya terletak di Badung. Di pantai Sanur ini dikenal dengan Sunrisenya (matahari terbit). Dipinggir pantai sebelah Barat dapat kita jumpai sebuah bangunan peninggalan dari pelukis barat “Le Mayeur” yang sekarang menjadi museum Le Mayeur yang diurus dan dipelihara oleh istrinya yang seorang wanita bali bernama M. Polok

Tanah Lot

Berada didesa Brapan kecamatan Tabunan kabupaten Tabanan. Tanah Lot didirikan oleh Resi Shang Hyang pada abad ke X, Tanah Lot berasal dari bawah laut yang artinya tanah ditengah laut. Tanah Lot terkenal dengan pura ditengah laut yang menjorok ke tengah laut.
Sang Maha resi yang berasal dari tanah Jawa ketika di Bali memberikan pelajaran kepada rakyat tentang cara pembuatan kail dan jala bagi para nelayan. Kemudian beliau juga mendirikan pura pemujaan, menurut cerita pura Tanah Lot adalah pindahan dari pura dari gunung Badu Karo dan kemudian para pengikut pura Badu Karopun mencari dimana pura itu sekarang berada.
Di tepi pura terdapat pura yang lebih kecil dan ditepinya terdapat batu yang beratnya 4 ton sejumlah 300 buah kiriman dari luar negeri sebagai penahan gelombang air laut.
Pada tebing sebelah Selatan dan Utara dibagian bawahnya tampak lubang-lubang berbentuk gua kecil yang didalamnya terdapat beberapa Ular yang berwarna putih, konon Ular-Ular tersebut milik Betara ditanah Lot dan tidak boleh diganggu, dan menurut kepercayaan apabila kita berhasil menyentuh Ular tersebut apa yang kita inginkan akan terwujud.

Bedugul


Berlokasi didaerah Candi Kuning kabupaten Tabanan. Bedugul adalah salah satu obyek wisata yang berupa danau yang dikelilingi gunung. Dari tempat itu kita dapat melihat gunung-gunung yang cukup tinggi tinggi dengan diselimuti kabut.
Disepanjang jalan antara Denpasar dan Bedugul terdapat gunung-gunung yang menghijau, ketika memasuki daerah Bedugul masih belum tampak bayangan danau, tetapi kita disambut oleh perbukitan, gunung dan jalan yang tikungannya tajam, jalan berliku-liku itu juga dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan karena dalam perjalanan-perjalanan itu kita dapat menyaksikan pemandangan yang cukup indah.
Bila kita sampai disana kita dapat berlayar dengan perahu-perahu yang disewakan, kita dapat berkeliling danau sambil menikmati pemandangan yang indah. Perlu diingat bahwa udara di danau Bedugul bila malam hari sangat dingin, dan bila menginap disana tentunya harus bersiap pakaian hangat.

Sangeh


Hutan wisata yang terletak 22 Km dari kota Denpasar arah Utara dikecamatan Abiansemal. Hutan yang mempunyai luas ± 10 hektar ini dihuni Kera-Kera ini adalah penjaga hutan dan pura Sangeh itu sendiri. Bagi para wisatawan yang datang ke obyek wisata ini disarankan agar jangan menggunakan cincin, kalung danlain-lain, karena dikhawatirkan barang tersebut akan diambil dan dibawa oleh Kera ini.
Sangeh dikenal sebagai perkampungan Monyet. Ditempat ini terdapat sekitar 1000 ekor Monyet yang jumlahnya tetap. Jika ada yang mati maka bersamaan itu pula lahir yang baru. Monyet itu berdiam disekitar pura bukit sari, selain itu dihutan Sangeh ini terdapat pula tempat untuk meletakkan sesaji yaitu pada sebuah pohon yang disebut dengan nama Pohon laki-laki yang sepintas mirip dengan jenis kelamin laki-laki. Sebagai persyaratan bagi para pengunjung yang akan memasuki kawasan ini ialah diharuskan memakai sarung hijau dengan ikat pinggang kuning untuk wanita dan hanya ikat pinggang kuning untuk laki-laki. Sedangkan pohon yang berada ditengah-tengah pagar batu oleh penduduk setempat dianggap memiliki sifat keramat yang berkaitan dengan kejantanan laki-laki. Di kawasan Sangeh sebelah pura Melanting, pura Tirta, dan pura Anyer, mengenai ratusan ekor Kera di hutan Bukit Sari itu dipercaya sebagai anak buah Hanoman.

Pura Besakih

Besakih berasal dari kata “Basukran” yang berarti keselamatan. Jadi pura Besakih ini adalah pura keselamatan, didirikan pada abad VIII oleh Resi Marka. Pura ini terletak dilereng gunung Agung. Di pura Besakih banyak terdapat Pura, tiap kasta bersembahyang dipura yang berbeda. Pura Besakih merupakan pura yang paling besar atau Agung, pura ini menjulang tinggi, dimana menurut kepercayaan agama Hindu di Bali, semakin tinggi suatu tempat persembahyangan maka semakin suci tempat persembahyangan itu. Oleh karena itu tempat persembahyangan umat Hindu di bali banyak yang berada di bukit /gunung seperti juga pura Besakih. Bagi wanita yang sedang haid dilarang masuk pura, sebagai tempat persembahyangan yang suci seseorang dapat masuk kehalaman pura tersebut juga harus suci dan memakai pakaian panjang, tidak diperbolehkan pria atau wanita memakai rok atau celana pendek kemudian masuk pura.
Karena pura Besakih sudah merupakan obyek wisata maka bagi pengunjung yang terlanjur memakai rok atau sesorang yang memakai celana pendek maka dapat menyewa kain yang disediakan. Sebagai wisatawan sudah seharusnya mentaati peraturan yang ada seperti halnya dipura Besakih. Disana ada 3 tangga untuk mencapai pura, bagi wisatawan yang hanya melihat –lihat saja, maka diperkenankan melewati tangga tengah. Pada akhir pura yaitu bagian  paling atas atau pura yang paling atas kita dapat menikmati pemandangan disekitar yang membentang begitu luas dan disertai angin yang sejuk.

Istana Tapak Siring

Tempat ini terdiri dari 4 bangunan yang disebut dengan nama “Catur Wisma”, antara lain :

  1. Wisma Negara
Didirikan tahun 1958, tempat ini digunakan untuk menyambut tamu negara.
  1. Wisma Merdeka
Didirikan pada tahun 1966, tempat ini merupakan tempat peristirahatan Presiden pertama RI yaitu Ir. Soekarno, disitu terdapat patung telanjang yang dikeramatkan oleh Presiden Soekarno,melambangkan bahwa manusia dilahirkan tidak membawa apa-apa, bila ada kesempatan jadi pejabat hendaknya memperhatikan nasib rakyatnya.
  1. Wisma Bisma
Tempat ini digunakan untuk peristirahatan para tamu atau para militer
  1. Wisma Yudhistira
Digunakan sebagai tempat peristirahatan wartawan setelah meliput berita.
Obyek ini terletak dikecamatan tapak siring kabupaten Gianyar 35 Km kota Denpasar. Tapak Siring ini terkenal dengan seni ukir-ukiran gadingnya. Disini terdapat beberapa obyek wisata seperti Tirto Empul dengan pura dan Istana Presiden yang indah serta gunung Kawi yang terletak disebelah Selatan Tirto.

Kedatangan Wisatawan Manca Negara

Sebelum Indonesia merdeka pulau Bali sudah terkenal karena keindahan alamnya dan obyek-obyek wisatanya yang beraneka ragam dan juga bersifat alami. Sehingga banyak wisatawan mancanegara yang datang untuk mengunjungi pulau Bali. Para wisatawan manca negara yang datang ke pulau Bali, kadang-kadang menginap selama satu minggu atau bahkan ada yang sampai satu bulan. Wisatawan manca negara tidak hanya mengunjungi satu jenis obyek wisata saja, tetapi hampir seluruh jenis obyek wisata yang ada di pulau Bali ini dikunjungi. Oleh wisatawan manca negara yaitu pantai Kuta dan pantai Sanur. Alasannya karena pantai Kuta berciri khas dengan pasir putih yang sangat bagus dan juga ombaknya cukup besar. Dan juga biasanya para wisatawan manca negara yang datang ke pantai Kuta atau Pantai Sanur untuk berjemur.


SIMPULAN DAN SARAN


Dari uraian di atas mengenai kondisi fisik dari berbagai obyek wisata di pulau Bali, maka dapat disimpulkan antara lain sebagai berikut.
  1. Mengenai proses kepariwisataan khususnya dipulau Bali dapat menarik para wisatawan dan memberikan banyak pengalaman, baik untuk wisatawan manca negara maupun domestik.
2.                  Keanekaragaman obyek wisata yang terdapat di dalam kawasan pulau Bali yang apabila dikembangkan akan dapat menambah devisa pemerintah Provinsi Bali maupun bagi negara.
Setelah Penulis menyelesaikan laporan ini Penulis akan memberikan saran kepada pengelola obyek wisata di Bali dalam meningkatkan mutu yang baik, adapun saran-saran yang dapat Penulis utarakan sebagai berikut.
  1. Dalam masalah data agar menyediakan buku-buku tentang obyek-obyek wisata di pulau Bali.
  2. Untuk mengindari kerusakan disekitar obyek wisata hendaknya dilakukan penelitian dan pemeriksaan.
  3. Agar para wisatawan puas dengan obyek-obyek wisata di pulau Bali hendaknya para pengelola menanganinya dengan sebaik mungkin.
Selain Penulis memberikan saran-saran kepada pengelola obyek wisata di Bali, Penulis juga memberikan saran-saran untuk pembaca agar tidak hanya membaca saja tetapi untuk lebih jelasnya sebaiknya pembaca secara langsung datang ke obyek wisata yang ada dipulau bali, namun Penulis berharap agar laporan ini dapat dijadikan gambaran nyata mengenai obyek-obyek wisata dipulau Bali.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Buku Ilmu Pariwisata Bali. Denpasar: Dinas Pariwisata Propinsi Bali.

Brosur Wisata Bali, Bali : Pemandu Wisata.

B. Setiawan, dkk., 1988-1991, Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 3, Jakarta : PT Cipta Adi Pustaka.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar